Aziz Kurniawan's profile

Redup dan Nyala Payung Juwiring

Redup dan Nyala Payung Juwiring
Tiap-tiap pengrajin memiliki tugas masing-masing dalam perakitan payung, mulai dari memotong bambu untuk rangka dan perakitan untuk membentuk kerangka payung.
Berjaya di era 1960an, industri payung tradisional yang terletak Gumantar, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, ini pernah hampir terkikis oleh masuknya payung berbahan parasit berangka besi ke Indonesia pada era 80-an. Kini, industri payung kertas Juwiring yang telah ada sejak tahun 1800-an tersebut sedikit demi sedikit mulai bangkit kembali.
Nyulam, salah satu tahapan untuk memperkuat rangka payung. Pengrajin memutar payung dengan tangan sembari melilitkan benang.
Produksi payung yang berbahan dasar kertas dan bambu ini masih dilakukan dengan teknik yang telah diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi. Pembuatannya dimulai dari proses pemotongan bambu sebagai rangka yang disebut Bungkul. Kemudian dilanjutkan dengan perakitan, yaitu menggabungkan Sanggan dan Sodo agar payung bisa terbuka. Lalu, diikuti dengan proses pengecatan rangka, menyesuaikan dengan jenis payung yang akan dibuat. Proses selanjutnya disebut Nyulam, yang berfungsi untuk memperindah payung dan memperkuat bagian rangka. Setelah Nyulam, dilanjutkan dengan proses Mayu, yaitu menempelkan kain dengan rangka yang diikuti Mlipit untuk merapikan sisa kain. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan yakni pelukisan secara manual untuk mempercantik payung. Setelah selesai, akan dilakukan finalisasi dengan pelitur, pemasangan aksesoris, dan pengemasan.
Redup dan Nyala Payung Juwiring
Published:

Owner

Redup dan Nyala Payung Juwiring

Published: